
Kabartani.com – Usaha penggemukan sapi potong lokal sebagian besar merupakan usaha peternakan rakyat dalam skala usaha pemilikan kecil, dan secara teknis belum berwawasan agribisnis, sehingga produktivitas dan pendapatan peternak relatif rendah. Tingkat Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) yang diperoleh sekitar 0.3-0.4 kg/ekor/hari dengan lama pemeliharaan >1 tahun.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya produktivitas sapi penggemukan adalah sapi bakalan yang digunakan belum memenuhi standar bibit dan belum memanfaatkan sumber daya pakan potensial seoptimal mungkin. Untuk memperoleh produktivitas yang optimal, maka perlu diperhatikan syarat bibit yang baik dan mempunyai skor kondisi tubuh sedang sampai dengan baik, serta dukungan pakan yang baik dan ekonomis.
Dalam informasi terbatas ini disampaikan strategi penggemukan sapi potong yang layak, sehingga dapat dicapai PBBH dan keuntungan ekonomis yang optimal antara lain meliputi pemilihan bakalan, (bangsa, seks, umur, bobot badan, dan kondisi awal ternak), manajemen pakan dan analisis usaha.
Teknologi Inovatif
1. Pemilihan Bangsa Sapi Bakalan
Pemilihan bangsa untuk bakalan sapi potong sangat bergantung kepada selera peternak, kemampuan modal, sumber daya pakan dan kondisi pasar. Masing-masing bangsa sapi memiliki karakteristik tersendiri khususnya daya adaptasi terhadap lingkungan, baik pakan maupun tatalaksanan pemeliharaan.
Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa sapi jantan memiliki PBBH, persentase karkas dan efisiensi pakan yang lebih tinggi, dan memiliki persentase lemak yang lebih rendah dari pada sapi betina.
Sedangkan umur ideal sapi potong sebagai bakalan penggemukan sekitar 1,5-2,5 tahun, karena pada usia tersebut merupakan pertumbuhan daging yang optimal dan saat dijual deposit lemak tubuh belum terlalu tinggi.
Bobot badan dan skor kondisi tubuh :
- Sehat, mata bersinar, tidak terlalu kurus,
- Diutamakan badan tinggi, dada dan panggul lebar, kapasitas perut besar,
- Diutamakan mempunyai bobot badan > 260 kg, harapan bobot potong kurang lebih 400 kg dengan lama penggemukan 5-6 bulan.
2. Manajemen Pakan
Pakan sumber serat (hijauan) potensial yang berharga murah dapat diberikan 10% dari bobot badan. Semakin banyak tersedia hijauan dengan kualitas sedang sampai baik dan berharga murah maka jumlah pemberian hijauan dapat ditingkatkan dan pakan tambahan dapat dikurangi.
Semakin rendah kualitas pakan sumber serat, maka dianjurkan jumlah pemberian semakin sedikit. Penyediaan hijauan yang berkualitas, terutama pada musim kemarau terkadang lebih sulit dibandingkan dengan pakan konsentrat/pakan tambahan yang mempunyai daya simpan lebih lama. Penggunaan pakan tambahan “konsentrat berharga murah” dan diberikan dalam jumlah banyak lebih dianjurkan untuk pengembangan sapi potong.
Pada penggemukan sapi potong dengan target PBBH 0,8 kg dapat diberikan pakan yang terdiri atas hijauan dan konsentrat dengan perbandingan antara 0-25 : 75-100 %. Pemberian pakan disarankan adlibitum (bebas terkontrol, semuanya ternak). Pada kondisi pakan yang berbasis pakan lokal, identik dengan kualitas rendah (rendah protein dan tinggi serat) dan harga murah, maka anjuran pemberian pakan untuk sapi penggemukan adalah konsumsi bahan kering ransum ≥ 3% dari berat badan.
Simak juga :
- Meracik Sendiri Ramuan Jamu Sehat Untuk Sapi Potong
- Cara Mengatasi Sapi dan Kambing Mengalami Penurunan BOBOT Selama Perjalanan
- Panduan Membuat Konsentrat Sapi Potong Pakan Tambahan Bergizi Seimbang
Apabila konsumsi pakan kurang dari 3%, perlu dievaluasi adanya kemungkinan ketidakseimbangan nutrisi sesuai dengan anjuran. Nutrisi pakan anjuran untuk sapi penggemukan adalah Protein Kasar ≥ 9%, Lemak Kasar 15-20% dan Total Digestible Nutriens (energi) ≥ 60%.
Tabel 1. Contoh alternatif formulasi konsentrat
Nama Bahan | Alternatif I | Alternatif II |
---|---|---|
Dedak padi | 48 | 17 |
Gaplek/onggok giling | 30 | 18 |
Kulit kopi | 4 | 6 |
Bungkil kopra | 15 | 35 |
Tumpi jagung | – | 15 |
Tetes | – | 6 |
Kapur halus | 1 | 1 |
Urea | 1 | 1 |
Garam | 1 | 1 |
Total (%) | 100 | 100 |
Total protein (%BK) | 10,7 | 10,5 |
Total TDN (%BK) | 61,6 | 61,0 |
Sumber : Mariyono (2009)